Selasa, 21 Februari 2012

Pertemuan singkat



“ pertemuan singkat dan berjalan sangat cepat, tidak disangka aku langsung terhipnotis olehmu” mungkin itu adalah lyric lagu yang sesuai dengan diriku saat itu.
Pertama kali bertemu dengan seseorang yang telah membuatku jatuh tak berdaya dengan segala tingkah lakunya. “Ryan” bertemu dengan mu saat iut, tepatnya 1 tahun yang lalu adalah hal terindah yang pernah terkisah dalam jalan cerita hidupku. Jika aku dapat memutar waktu, tak akan ku biarkan kau menghilang dari sketsa mimpi indahku. Bertemu denganmu telah tersimpan dalam document memory tersendiri dalam ingatanku dan tak kan terhapus oleh waktu.
Lewat Fara aku bertemu denganmu, sebagai saudara sepupu sekaligus sahabat Fara. Kita bertemu dalam background yang tak pernah terbayangkan denganmu, dipuncak gunung saat liburan kuliah. Kita sama-sama mempunyai hobi yang sama yaitu suka tantangan. Aku yang baru pertama kali kenal denganmu telah merasa nyaman begitu saja, dan dengan senang hati menerima tawaranmu untuk ikut arung jeram. Dari sinilah aku mulai memperhatikanmu, senyummu yang manis begitu simpul namun penuh dengan tanda Tanya, alismu yang hitam memberikan kesan sangar namun tak melunturkan rasa kekagumanku padamu, tubuh yang tegap dan cara bicaramu yang tegas semakin membuatmu Nampak sempurna dimataku. Entah mengapa perasaan itu tiba-tiba menyergap hatiku secara perlahan.
Kau adalah orang pertama yang membuatku menjadi diriku sendiri, bukan menjadi aktris yang harus berpura-pura dengan semua karakter dalam scenario dan aturan main sang sutradara. Kata-katamu dan perlakuanmu terhadapku seperti opium yang selalu membuatku tenang, dan diam-diam kamu telah menjadi candu yang selalu membuatku rindu akan kehadiranmu.
2 minggu, aku merasa kita semakin dekat, setiap hari bertemu dan bersamamu membawaku jatuh terlampau jauh dalam hatimu. Kilatan matamu yang mengisyaratkan sesuatu terekam jelas dalam camera hatiku. Entah sejak kapan kamu telah menyelundup dalam benteng istana hatiku dan membuka semua pintu hati yang selama ini aku tutup rapat-rapat
1 bulan berlalu, dengan pesonamu dan gayamu kamu telah membuka mataku tentang hidup ini, tentang cinta dan berbagai warna yang belum pernah terlukis dalam gambar impianku. Nothing special, but everytime is amazing itulah yang kurasakan denganmu, tak ada yang bisa diungkapkan dengan kata-kata. Tak bisa dijabarkan bak ilmu aljabar yang begitu rumit. Begitu banyak tantangan dalam permainan ini yang membuatku terpesona dengan dirimu. Dan saat hujan datang membasahi bumi, kau telah membasahi hatiku yang kering dengan fatamorgana kehidupan yang tak pernah berujung dengan kenyataan. Topeng bermuka ganda yang selalu menutupi diriku, telah kamu lepas secara perlahan, dan membuka tabir gelap yang selama ini menutupi hatiku. Kamu telah melukis pelangi dalam senyumku setelah badai memporak-porandakan kedamaian jiwaku, kamu mampu mengartikan bintang dalam binar mataku. Jantungku berdegup tak menentu saat kamu ada disampingku, namun sentuhan lembut tatapan matamu meleburkan kegelisahan dalam hatiku.
Inikah cinta? Benarkah aku telah jatuh cinta? Cinta yang selama ini ku cari, cinta yang sesungguhnya. Cinta yang bukan pura-pura. Engkau kah orang yang selama ini ku cari? Tak pernah ku kira ternyata kau memiliki rasa yang sama seperti yang kurasa. Terlalu cepat perasaan ini hadir dalam diriku, sempat aku meragu dengan diriku sendiri. Tapi, sentuhan lembut matamu yang menatapku dalam tepat dalam kesepian hatiku membuatku semakin yakin bahwa ini memang cinta.
Gerimis disenja itu menjadi saksi bertemunya 2 hati yang saling mengagumi, selalu terngiang ditelingaku setiap kata darimu untukku saat itu
“aku tak tahu sejak kapan kau hadir dalam bayangan mataku. Setiap malam dirimu hadir dalam istana mimpiku, namamu telah mengalir dalam desiran darahku, suaramu selalu terekam dalam detak jantungku. Dan entah sejak kapan kamu telah mengisi kekosongan dalam hatiku, kau ukir namamu disetiap sudut dinding hatiku, mungkin aku telah jatuh hati padamu, dan aku tahu ini terlalu cepat untukmu. Yang ku tahu saat ini kamu telah menjadi sebagian dari hatiku dan mau kah kau menjadi kekasih hatiku?” dengan alunan sayup angin di sore itu dan setangkai mawar putih yang kau beri dengan berlutut dan mengenggam tanganku.
Berbagai perasaan berkecamuk dalam hatiku, ku rasakan paru-paru semakin penuh dan membuat dadaku terasa semakin sesak. Aku masih diam seribu bahasa tak tahu harus berkata apa. Aku merasa senang namun aku tak memungkiri kalau aku juga masih ragu dengan pernyataan yang begitu cepat, ini terlalu romantic dan terlalu indah untuk aku menolaknya. menarik nafas dalam-dalam dan mencoba meyakinkan hatiku untuknya “dengan senang hati.” Dan memberikan senyum termanis yang pernah ku miliki.
Tiap malam hari-hariku telah penuh dengan bayangan-bayangan senyumnya, tidurku telah terisi dengan mimpi-mimpi tentangnya. Pagi ku terasa lebih indah dari hari biasanya. Langkahku seperti tak menapak dibumi, jiwaku dibawanya melayang. Sudut bibirku selalu tersenyum simpul. Aku semakin betah berlama-lama didepan kaca, miring ke kanan-ke kiri, berputar. Hmmm. Luar biasa. Beginikah cinta? Pertemuan singkat dengannya membuatku tak percaya jika dia juga memiliki rasa yang sama. Setiap malam, ku selipkan doa sebelum tidurku
“Tuhan, ijinkan esok pagi menjadi hari yang cerah untukku, dan ijinkan aku bertemu dengan orang yang telah membawa kedamaian dalam hatiku. Yang telah meniupkan angin kesejukan dalam  jiwaku”.
Hari-hariku semakin terasa lebih berwarna dari biasanya. Selalu ada kejutan disetiap kehadirannya. Setiap detik bersamamu membawaku hanyut dalam pelukan cintamu, kata-katamu membuatku melayang dalam angan yang begitu jauh, terlampau tinggi kamu menerbangkan hatiku, terlalu tinggi kamu mengangkat imagiku sampai aku takut, terlalu takut jika suatu saat aku terjatuh tanpamu.
Seperti tersambar petir disiang hari, tak ada awan gelap tak ada badai yang datang saat itu kau runtuhkan istana cinta dalam hatiku yang telah kamu bangun dengan cinta yang terlalu dalam untukkmu. Aku begitu terguncang dengan ini semua, tanpa pesan, tanpa jejak, tanpa bekas yang kau tinggalkan untukku kamu menghilang bak ditelan bumi. Aku yang masih melambung tinggi oleh cintamu terjatuh hingga aku tak berdaya untuk bangkit dari luka yang menyayat jiwa, sebagian pelangi yang ada dihidupku saat ini telah menjadi bias putih dan awan kelabu. Derai air mata terus mengalir membasahi pipiku. Aku begitu sakit, aku telah hanyut dalam buaianmu dan telah membuat diriku tak bisa apa-apa tanpamu. Aku mengerti apa maskud dari perkataanmu malam itu untukku, sebelum kamu benar-benar menghilang dari hidup ku, lenyap dari bayangan mataku
“terlalu indah dirimu hingga aku takut untuk membias terlalu banyak warna darimu. Aku sangat menyayangimu hingga aku takut jika aku kehilanganmu. Tak ada kayu yang menjadi abu tanpa api, seperti halnya diriku tak kan menjadi lemah jika  dirimu tak menyulutkan api cinta dalam hatiku.
Tak kan ada pelangi tanpa badai dan hujan. Sama halnya diriku tak akan mengerti warna dalam hidupku jika kau tak datang dan membawa cahaya dalam gelapnya hatiku. Aku selalu memohon pada Tuhan agar hanya kamu yang menjadi milikku nanti selamanya. Dan jika aku bisa mengehentikan waktu, aku ingin waktu berhenti disini saat ini, saat aku bersmamu malam ini” dan memeluk ku semakin erat seakan takut aku pergi dan terlalu jauh darinya.
3 bulan bersamamu, ya hanya 3 bulan. Ingin rasanya aku pergi dari dunia ini jika aku mengingat semua tentangmu, tak kuasa hati ini mendengar semua leluconmu yang membuatku tertawa. Ingin rasanya aku pergi dan melupakannmu namun hatiku selalu meminta untukku tetap berada disini. Penantian ku selama ini tak kan jadi sia-sia karena dirimu selalu hidup dalam hatiku. Tak ada penyesalan dalam hatiku mengenalmu begitu singkat. Begitu besar cinta ini hingga aku tak mampu berbagi dengan orang lain. Mungkin nanti, entah sampai kapan? Kita tak pernah tahu akan esok hari. Seperti engkau aku telah berpasrahkan hati ini pada Tuhan.
Meskipun susah dan begitu menyesakkan dada melupakan Ryan, tapi aku percaya aku pasti bisa melakukannya. Benar kata Fara yang selalu menjadi curhat cintaku “you can do it, I believe your true love in somewhere. Don’t be sad honey. Open your eyes and look at the real” yach, sampai saat ini pun aku juga masih berusaha membuka kedua mataku untuk melihat kenyataan. Cinta Ryan memang cinta pertama dalam hidupku, dan membiarkan istana hatiku runtuh atas kepergiannya membuat ku sedikit frustasi, tak apalah karena itu membuatku semakin mengerti tentang keikhlasan meski agak susah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar