Rabu, 23 November 2011

:)

saat aku mulai takut kehilanganmu
kau datang dan memelukku dengan erat
saat aku mulai takut kau melepas tanganku
kau genggam erat sepenuh kasih
saat aku mulai takut tak bisa menatap dalam matamu
dengan lembut kau belai rambutku dan kau kecup keningku
seakan meluruh segala resah gelisah dalam hati
ya Rabb..
tiada kata yang indah selain menyebut dan mengagungkan Asmamu
ya Rabb..
tiada hal yang indah selain menyentuh kasihmu setiap waktu
ya Rabb..
engkau lah lentera penerang dalam kalbu
hiasilah hati kami dengan cahaya hati yang senantiasa tercurah untuk kami
Amiin..

Rabu, 09 November 2011

selamat pagi
mentari masih mengintip dibalik awan kelabu
rintik hujan masih berdendang dengan syahdu
ringu semakin merasuk dalam jiwaku
padamu mr. galau

Kamis, 03 November 2011

kisah masa lalu

telah terukir kisah masa lalu
dalam tabung berisi kulit kayu
tlah ku simpan dalam palung 
dalam diruang hatiku
telah ku rangkai syair
tentang masa lalu
pilu dan sendu merayu
ku tulis tiap bait dalam nada dan ritme berbeda
ku gubah lagu dalam sendu
ku dendang kan lagu tentang masa lalu
20 tahun sudah aku berlalu
lewati titik titik pendewasaan diri
lewati jalan berkubang penuh lumpur
memeasuki gang sempit nan bau
lewati ruas-ruas jalan setapak penuh kerikil tajam
ku daki gunung tinggi yang tak pernah tahu puncaknya
berlari diambang jurang nan curam
kini usiaku berkurang satu menjadi 21
jalan seperti apa yang kan kutempuh?
sedalam apa jurang yang menanti?
setinggi apa gunung yang menghadang?
roda kan terus berputar
kaki kan terus berjalan
peluh kan terus menetes
mata kan selalu memandang
jauh.. jauh.. jauh.. kedepan
tak terbatas, tak terkira
Bismillah ya Rabb
kini aku melangkah dengan pasti
karena aku yakin Engkau selalu merangkulku dalam kasihmu

lilin lilin kecil

lilin lilin kecil
yang ada hanya dihati
sanggupkah kau bertahan
dalam badai pengusik diri
lilin lilin kecil
tiap tahun dihari yang sama
tak ada yang berubah
tiap tahun di tanggal yang sama 
tak ada yang mengubah
lilin lilin kecil
sanggupkah kau bertahan
dalam likuan hidup yang semakin terjal
dalam ukiran langkah yang semakin tertahan
lelah lelah dalam langkah
lilin lilin kecil 
pancarkan kharismanya
memberikan harapan
aku yang berdiri menanti indahnya esok hari
andaikan aku bisa merangkul pelangi
kan ku urai tiap-tiap warnanya
kan ku pasang sebagai penghias hari
kala lilin lilin kecil tak mampu bersinar

Kamis, 27 Oktober 2011

Harapanku padamu

 Kadang aku merasa cemburu dengan orang2 yang ada disekitarmu, yang bisa bersmamu kapan saja, sedangkan aku hanya menunggumu datang padaku, itupun hanya 1 minggu sekali dalam waktu 2 jam. Kadang aku merasa iri dengan mereka yang kamu sebut profesi, teman, rekan, yang mendapatkan perhatian lebih darimu, sedangkan aku hanya mendapatkan perhatian lebih jika aku memintanya. Ini resiko yang harus aku terima untuk bersmamu. Tapi tidakkah ada sedikit niat dalam benakmu tanpa harus aku meminta darimu perhatian itu, dan kamu akan memberinya melebihi dari yang aku minta. Terlintas ingin pergi darimu tapi hatiku beralih darimu dam memintaku tetap tinggal untukmu. Harapku, kamu mengerti kegelisahanku.

Rabu, 12 Oktober 2011

Inikah Cinta pandangan pertama?


“Cinta pada pandangan pertama? Mustahil.” Tak percaya
“Tapi itu benar.” Bela Galuh
“Mungkin. Lalu apa yang membuatmu yakin kalau itu cinta pada pandangan pertama?”
“dia begitu manis. Senyumnya yang membuatku terpesona, wajahnya yang lembut selalu membuatku terpana tak berdaya. Pertama kali aku bertemu dengannya dia begitu berbeda, membuat hatiku bergetar, jantungku berdetak tak menentu. Selalu dan selalu membuatku ingin memilikinya sepenuhnya” dengan membayangkannya dan berlipat dagu
“ihss.. sok puitis” ejekku
“ya begitulah kalau bicara dengan orang yang belum pernah jatuh cinta. Susah” tandas Galuh
*******
Yah, begitulah. Aku masih ingat pembicaraanku dengan Galuh saat itu, masih dan selalu terngiang dalam fikiranku. Sejak saat itu, sejak pertama kali aku bertemu dengannya, seseorang yang selalu membuatku membayangkannya dikala malam, dan selalu ingin melihat senyumnya dikala pagi. Entah aku tak tahu siapa namanya dan dari mana dia datangnya.
Mungkin ini yang dimaksud Galuh dengan cinta pada pandangan pertama, tatapan matanya membuatku terpana, senyumnya yang manis selalu membuatku terpesona. Caranya berjalan dan semua yang ada pada dirinya selalu membuatku ingin dekat dengannya dan mendapatkan cintanya. Oh, Tuhan tolonglah aku sedang jatuh cinta padanya.
Tapi apa daya aku hanya memendamnya dalam hati, melihat dirinya yang begitu indah sudah cukup membuatku bahagia. Lagi-lagi dengan melihat tatap matanya yang membuatku diam terpaku, senyumnya yang manis selalu memberikan energy magnet untuk ikut tersenyum simpul dan tersipu malu, aku benar-benar jatuh cinta padanya. Siapa dia? Berani beraninya dia mengacak-acak nuraniku, menyibukkan hari-hariku dengan memikirkannya.  Tiap malam membayangkan dirinya menjadi kekasihku. Argghhh.. tidak.tidak ini tidak mungkin. Aku tidak mengenalnya tapi ingin mengenalnya, aku tidak tahu siapa dia tapi aku ingin tahu siapa dia, hah.. aku malu untuk memulai mengenalnya. Apa dia sudah ada yang punya? Tapi aku sudah terlanjur jatuh hati padanya. Apa dia juga memiliki rasa yang sama seperti ku? Mustahil dia tahu akan diriku saja tidak.
Diam-diam aku mulai memperhatikannya, mulai mencari tahu tentang nya. Dia bukan siapa-siapa hanya seorang karyawan baru (Office Boy) ditempatku bekerja. Tapi mengapa cara dia berbicara denganku, cara dia memandangku, cara dia berjalan sekitarku terasa berbeda. Ada sesuatu yang membuatku semakin terjatuh terlampau jauh dalam cinta yang semakin hari semakin membuatku gila. Arrgghhh… tidak,tidak. Aku tidak boleh seperti ini. Tapi aku benar-benar telah gila karena dia.
“kau tahu, ini benar-benar membuatku gila. Tatapan matanya membuat hatiku lumerr. Suaranya yang khas selalu terngiang-ngiang ditelingaku. Inikah cinta pada pandangan pertama?” tanayku pada Galuh
Memperhatikan diriku dengan penuh tanda Tanya, melihatku dari ujung kaki sampai pangkal rambut, tak berkedip dan mengulanginya berkali-kali.
“hey. Apa yang kau lakukan? Aku sedang bertanya denganmu, kenapa kau memperhatikanku seperti itu?
“sejak kapan kau berubah menjadi seperti ini? Rambutmu. Make up mu. Cara berpakaianmu. Kau benar-benar jatuh cinta? Sejak kapan?” selidik Galuh
“kau pikir dari tadi aku sedang bicara apa?” sewot. “sejak pertama kali aku melihat dia didekat tempatku bekerja. Aku belum pernah melihat dia saat itu” duduk didepan Galuh, menata rambutnya, menarik nafas dalam-dalam “dia karyawan baru ditempat ku bekerja sebagai OB saat ini.”
“hah.? OB? Kamu gila ya?” kaget Galuh
“Galuh. Seperti yang kamu bilang dulu, kita g pernah tahu kan cinta akan datang pada siapa dan dimana?” menatap yakin pada galuh. “mungkin ini yang kamu bilang cinta pada pandangan pertama, pertama aku bertemu dengan nya disamping kantor, saat melihat dia tersenyum, jantungku berdetak dengan cepatnya begitu indah, matanya yang tajam seperti elang mencengkeram erat hatiku, huhh. Dengan sekejap aku seperti terhipnotis dengan pesonanya. Tuhan.” Menutup wajah dan limbung dikasur tempat ku dan Galuh duduk. Dan bersemangat lagi “Galuh, dia benar-benar membuatku gila.”
“setampan apa sich dia sampai membuatmu seperti ini?” Tanya Galuh penasaran.
“dia tak tampan. Tapi dia begitu…. Ga bisa diungkapin dengan kata-kata”
“namanya siapa?”
“aku kan ga berani buat kenalan sama dia. Cukup deh aku lihat dia mondar-mandir disekitar mejaku bekerja, itu sudah membuatku sangat luar biasa bahagianya”
“kamu yang bego. Pura-pura ke minta tolong ambilin apa? Atau minta buatin apa gitu. Dasar dodol”
“iya.ya. bego. Kenapa aku jadi sebego ini gara-gara cinta.” Nimpukin kepalanya pake tangan sendiri berkali-kali. “galuuuuh. Makasich banget ya. Kamu itu emang sahabat aku yang paling baik” memeluknya.
*******
Hari ini pagi terasa indah, ada semangat tersendiri yang membuat hatiku merasa tumbuh seribu bunga mawar lengkap dengan kelinci-kelinci kecil yang meloncat-lancat bermain dengan yang lainnya. Senyum dibibirku tak henti-hentinya tergambar diwajahku, rasanya ingin cepat-cepat sampai dikantor dan melihat senyumnya yang indah, menatap matanya yang membuatku diam seribu bahasa. Jalan sambil tersenyum sendiri sudah membuatku terlihat seperti orang gila, apalagi kalau aku bisa berkenalan dengan dia pasti semakin membuatku gila. Oh Tuhan tolong diriku saat ini benar-benar ingin mendapatkan cintanya.
Sesampainya dimeja kerjaku ada secarik kertas warna biru dengan sajak sederhana tapi membuatku berbunga-bunga.
Dirimu begitu indah, lebih indah dari rangkaian mawar ditaman hati
Senyummu begitu manis, sangat manis selalu membuatku seperti semut ingin mencari dirimu
Caramu berjalan, cara mu menmperhatikanku, cara mu berbicara membuatku semakin terpesona dengan dirimu
Mungkin aku sudah jatuh terlampau jauh dalam hatimu, hingga aku tak mampu berdiri disampingmu
Tanpa nama, tanpa identitas diri. Siapa yang mengirim ini, tanpa sengaja aku melihat dia sedang berdiri memperhatikanku dan tersenyum padaku, aku tahu meski tanpa nama, pesan ini pasti dari dia. Menarik nafas dalam-dalam lalu aku menghampirinya, rona merah dipipiku tak luput dari sketsa wajahku saat ini.
“hai. Aku Maya” mengulurkan tanganku. Dan saat kurasakan dia menjabat tanganku “Ryan.” Dan saat itu hanya itu saja, tersenyum dan saling memandang cukup lama, menamatkan lebih dalam lagi tentang dia dari matanya. Senyumnya yang manis membuatku semakin meleleh seperti mentega diatas wajan, tatap matanya membuatku diam terpaku, ku jatuh cinta pada pandangan pertama dengan dia seorang OB bernama Ryan.
Setelah saat itu, tak ada lagi sembunyi-sembunyi untuk melihatnya, tak perlu mencuri-curi melihat senyumnya. Sifatnya yang tegas, suaranya yang khas saat ini menemaniku. Belum menjadi kekasih tapi aku ingin dia menjadi kekasih ku. Selalu terbayang dalam benakku jika dia menjadi kekasihku. Tapi entah kapan? Atau bahkan tidak pernah. So, I’m happy now, with him. Meski hanya sekedar teman dekat untuk saat ini. Aku tak memungkiri kalau aku memang jatuh cinta padanya pada pandangan pertama, dengan pesona innerbeautinya, dengan senyumnya dan dengan perangainya.
Inikah cinta pada pandangan pertama? Yang dari dulu aku tak pernah mempercayainya, tapi saat ini aku telah merasakannya. Hal yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin jika Tuhan memang telah menghendakinya. Seperti diriku saat ini.
(Noviyanti;@Novi_griz)

Inikah Cinta pada pandangan pertama?


Pertama aku melihatmu
Seperti embun dipagi hari, menyejukkan
Pertama aku mengenalmu
Seperti burung merak penuh dengan keindahan
Senyummu seperti candu yang selalu membuatku rindu
Suaramu seperti melody mengalun dalam gendang telingaku
Inikah cinta? Cinta pada pandangan pertama?
Siapa kamu? Dari mana datangnya dirimu?
Entah mengapa, dan sejak kapan?
Dirimu mulai meracuni hatiku untuk membayangkanmu menjadi kekasihku
Dirimu seperti opium
Menenangkannku dengan senyummu
Aku benar-benar terpesona olehmu
Caramu tersenyum
Membuatku lemas tak berdaya
Caramu berjalan
Membuatku terpana dan diam terpaku
Caramu menatapku
Semakin membuatku terbang melayang kea wan
Inikah cinta? Cinta pada pandangan pertama
Semua yang ada pada dirimu semakin membuatku mengagumi keindahanmu.

Pertama aku melihatmu
Seperti embun dipagi hari, menyejukkan
Pertama aku mengenalmu
Seperti burung merak penuh dengan keindahan
Senyummu seperti candu yang selalu membuatku rindu
Suaramu seperti melody mengalun dalam gendang telingaku
Inikah cinta? Cinta pada pandangan pertama?
Siapa kamu? Dari mana datangnya dirimu?
Entah mengapa, dan sejak kapan?
Dirimu mulai meracuni hatiku untuk membayangkanmu menjadi kekasihku
Dirimu seperti opium
Menenangkannku dengan senyummu
Aku benar-benar terpesona olehmu
Caramu tersenyum
Membuatku lemas tak berdaya
Caramu berjalan
Membuatku terpana dan diam terpaku
Caramu menatapku
Semakin membuatku terbang melayang kea wan
Inikah cinta? Cinta pada pandangan pertama
Semua yang ada pada dirimu semakin membuatku mengagumi keindahanmu.
(Noviyanti;@Novi_griz)  

Senin, 03 Oktober 2011

Cinta itu Kamu


 
Aku masih ingat pertama kalinya aku bertemu dengan seseorang yang membuat jantungku jedag-jedug tak menentu, yang tanpa bicara apa-apa dia menghipnotis seluruh pikiranku dengan gambarnya. Disini, ditaman kota ini. 3 tahun yang lalu, saat aku masih menyebut diriku Remaja. Seseorang dengan alis yang hitam, mata yang teduh, badan yang tegap. Heuhh.. dalam hitungan detik aku telah dibuatnya terlena. Merana, resah, gundah, gelisah. Dan saat aku merasakan tangannya yang kasar “Ryan.” Suaranya yang tegas begitu menggema disetiap sudut ruang telingaku, bibirnya yang tipis, senyumnya yang manis. Aarghhh.. aku telah gila dibuatnya. Dia adalah kakak sepupu sahabatku, Fara.
Tiap malam hari-hariku telah penuh dengan bayangan-bayangan senyumnya, tidurku telah terisi dengan mimpi-mimpi tentangnya. Pagi ku terasa lebih indah dari hari biasanya. Langkahku seperti tak menapak dibumi, jiwaku dibawanya melayang. Sudut bibirku selalu terangkat untuk tersenyum. Aku semakin betah berlama-lama didepan kaca, miring ke kanan-ke kiri, berputar. Hmmm. Luar biasa. Beginikah cinta? Pertemuan singkat dengannya waktu itu membuatku tak percaya jika dia juga memiliki rasa yang sama. Setiap malam, ku selipkan doa sebelum tidurku “Tuhan, ijinkan esok pagi menjadi hari yang cerah untukku, dan ijinkan aku bertemu dengan orang yang telah membawa kedamaian dalam hatiku”. Bukan karena matanya yang teduh, bukan karena fisiknya yang gagah, juga bukan karena wajahnya yang manis. Tapi karena imannya yang begitu teguh kepada Allah, ibadahnya dan tutur katanya yang selalu membawa kesejukan dalam jiwaku dan kedamaian dalam hatiku.
Sebulan mengenalnya dan belajar banyak tentang agama dengannya semakin membawaku larut dalam alam yang hijau dan penuh kesejukan. Semakin aku terbawa arus cinta yang tak pernah ku tahu darimana dan kapan dia datang meracuni hatiku dan merusak seluruh sel pembuluh darahku untuk menyebarkan namanya dalam setiap denyut nadiku, mengacak-acak memoryku dengan bayangan-bayangan wajahnya. Oh, Tuhan kuatkan imanku. Ada yang membuatku melayang lebih tinggi dari biasanya saat dia bilang
“kamu kalau lagi senyum manis, apalagi ada lesung pipi kananmu. Kamu akan terlihat lebih cantik lagi kalau kamu memakai jilbab karena Allah”
Ya Allah mimpi apa aku semalam, lagi-lagi dia membuatku terbang melayang di atas awan,  pipiku terasa merah seperti udang goreng. Jantungku berdetak seperti habis lari marathon, bunga-bunga yang sedang kuncup dalam taman hatiku bermekaran dan ada kelinci yang lagi loncat-loncat juga, dimataku lagi ada gambar daun waru yang banyak banget. Aku masih belum bisa mengendalikan perasaanku, kata-kata manis yang keluar dari mulutnya membuatku terhipnotis untuk ikuti semua sarannya.  
Ternyata benar kata dia, memakai jilbab Karena Allah membuat hati kita menjadi sejuk. Hmmm. Semakin dalam rasa ku ini untuknya. Semakin besar anganku untuk berada disampingnya. Entah apa yang harus ku lakukan atau mungkin ku katakan kepadanya jika selama ini aku diam-diam memendam rasa yang begitu dalam untuknya. Aku masih belum tahu bagaimana dia dengan diriku. Apakah memiliki rasa yang sama? Atau kah hanya menganggap ku sebagai teman? Atau  bahkan hanya seorang adik? Entahlah, aku masih membisu dan diam-diam terus memperhatikannya. Semakin lama aku memendam rasa ini, semakin aku gila dan membuatku cepat mati penasaran. Saat itu setengah tahun sudah aku mengenalnya, dan aku mencoba lebih jujur, karena menurutku tak ada salahnya jika perempuan mengatakannya terlebih dulu.
“kak, Dilla hanya ingin jujur pada diri Dilla sendiri dan pada kakak tentunya. Dilla ga mengharapkan apa-apa, karena Dilla hanya ingin lebih jujur dan lebih tegas pada diri Dilla sendiri” uda keringat dingin, jantung ga karuan.
Dengan senyum manisnya yang membuat hatiku lumer “kenapa? Apa yang membuat Dilla ingin lebih jujur pada kakak”
“emm..emm” jantung semakin ga karuan, pengen pipis, mules, hati penuh, dada sesak semua campur jadi satu “salah ga sich kak, kalau Dilla jatuh cinta sama kakak.?” aku ga berani untuk menatap mata yang teduh itu, aku tak sanggup mendengar jawabannya yang mungkin akan membuatku sakit. Aku meundukkan kepala ku, Malu.
“ga kok, cinta itu ga bisa memilih. Dia datang pada siapa saja, dimana saja, kapan saja, semaunya.” Ku dengar kak Ryan mengehela nafas panjang “dari banyaknya cinta yang ada didunia ini, selama ini aku hanya menemukan satu cinta pada hidupku”
Cleb.cleb. “siapa?siapa? jangan-jangan kak Ryan emang uda punya pacar. bego” pikirku dalam hati aku memberanikan diri melihat nya. Matanya, senyumnya. Ahh, tidakk, ini bisa membuatku gila.
“dari Allah aku menemukan cinta yang sejati, lalu aku berikan cinta itu untuk ibu, ayah dan saudaraku. Lalu aku membagi kasih sayangku untuk mu, untuk sahabatku dan mereka yang ada disekitarku.”
Aku masih ga ngerti kata-katanya. Masih memperhatikan raut mukanya yang begitu tenang. Seperti mengerti tatapanku, lalu dia meneruskan kalimatnya
“aku tak ingin ada ikatan apapun sebelum kamu ataupun oranglain itu menjadi Halal bagiku.” Matanya menatapku semakin dalam “selesaikan dulu pendidikanmu. Tetaplah menjadi Dilla yang seperti ini, jagalah hatimu agar selalu dalam lindungannya. Jika memang Allah menghendaki kita berjodoh. Suatu saat nanti kita akan bertemu kembali”
“Amiiinn Ya Rabb… “ haaaahhh… semua perasaan sesak yang hampir membunuhku itu terbang melayang entah kemana, habis tenaga menahan perasaan yang berkecamuk, bibirku tersenyum simpul, mataku berbinar-binar. Lagi-lagi dia membuatku seperti diatas awan, lagi-lagi dia membuatku merasakan damainya hati, menerbangkan resah gelisah dan menggangitnya dengan biji-biji bunga yang ia tanam dan kelinci-kelinci kecil di taman hati.
Sore itu menjadi senja yang begitu indah bagiku. Dibangku ini, dibangku pertama kali aku mengenalnya. Dan senja ini juga yang akan mengantarnya terbang ke Al Azhar Kairo untuk meneruskan pendidikannya.
********
Setiap 2 minggu kita saling bertukar postcard. Tiada terasa 3 tahun sudah berlalu, semakin dalam perasaan ini. Semakin larut aku dalam kerinduan yang terpendam. Ga sabar rasanya ingin bertemu dengan dia. Masihkah mata teduhnya, masihkah senyum manisnya itu
Sore ini ditaman kota, dia ingin bertemu. Hwaa..tak sabar rasanya menunggu jam berputar yang berjalan begitu lambat. Tik.tok.tik.tok. laaamaaa... seperti anak kecil yang akan mendapatkan balon dan permen sekantong trus bawa terbang layang-layang. Mulai belajar memoles diri, berlama-lama didepan kaca, menghafalkan skenario untuk memulai berkomunikasi setelah 3 tahun tak bertemu. Rasa canggung, deg-degan, cengar-cengir kaya kuda, pipi merah, hati berbunga-bunga.
Setengah jam menunggu disini seperti telah menunggu setengah abad. Berkali-kali kulihat jam tangan masih belum beranjak dari rotasinya. Ada rasa kuatir yang tiba-tiba menerobos relung hatiku. Entah mengapa, perasaan itu semakin membuatku sesak bernafas. 2 jam berlalu aku masih duduk disini, hingga senja menemani. Darimana datangnya air mata ini, yang terus mengalir basahi pipi, begitu sakit, begitu perih, kecewa. Semua pelangi telah berbias menjadi putih dan perlahan menghilang. Ingin rasanya aku pulang. Tapi hati ini masih menahanku untuk tetap disini, hinga senja berlalu dan menjadi gelap. Aku masih tak mengerti apa yang terjadi?
Fara berlari sambil menangis, semakin membuatku tak mengerti apa yang terjadi. Nafas yang terengah-engah dan berkali-kali mengusap air mata yang terus mengalir dipipinya “kak Ryan, tabrakan dil. Dia masih kritis, kakinya patah dan” menghela nafas panjang “ dia gegar otak”
Seperti petir yang telah menyambar diriku sampai mati, Tak terbendung lagi air mata ini, lemas, tak ada daya kaki ini untuk melangkah, seperti kesurupan aku terus berlari menggandeng fara untuk sampai dirumah sakit tempat kak Ryan dirawat. Dengan nafas ngos-ngosan dan baju basah keringat bercampur airmata tak juga membuatku berhenti mengkhawatirkannya, sampai akhirnya aku jatuh dan terus menangis. Dalam pelukan fara dan ibunya. Dengan penuh kasih ibu Fara menenangkanku, membelai ku, memelukku dalam dekapan hangatnya sampai aku mampu menguasai diriku. “sebelum dia pergi, tadi dia menitipkan surat ini kepada ibu. Dan meminta ibu untuk memberikannya padamu jika memang dia tak sempat berbicara denganmu.” Mencoba menegarkan diri “mungkin ini firasatnya. Bacalah nak, dan temani dia malam ini”
Dengan penuh keyakinan dan mencoba menahan air mata “Bismillahirrahmanirrahim” menguatkan hati untuk tetap ikhlas dan tabah. Ku lihat dia. Masih tak berubah, wajahnya yang lembut, alisnya yang hitam, senyumnya yang manis, tapi aku tak bisa melihat matanya yang teduh. Berbisik ditelinganya “kak Ryan bangun dong, jangan tidur terus. Ada Dilla lho disini” mulai menangis “aku baca surat dari kak Ryan ya. Tapi setelah itu kak Ryan harus bangun. Janji ya?”
Gemetar membuka perlahan amplop warna biru,
Dilla yang manis,
Assalamu’alaikum
3 tahun sudah berlalu. tak sabar rasanya ingin bertemu denganmu, membayar janjiku padamu. Senyummu yang manis dan lesung pipi kanan mu selalu tergambar jelas dalam ingatanku, berbagi cerita dan tertawa denganmu selalu membuatku rindu akan hadirmu. Selama kau disini, tak pernah terfikirkan olehku untuk mencari penggantimu disinggasana hatiku.
Semua kehendak Tuhan. Aku masih ingat pertama kali aku bertemu dengan mu, ada getaran yang tak pernah ku tahu artinya. Ada keresahan jika aku tak melihat binar matamu, ada kegelisahan tatkala aku tak sempat melihatmu, ada kerinduan bila aku tak bertemu denganmu. Jauh sebelum kamu mengerti itu cinta, aku sudah merasakannya.
Seperti halnya saat ini, kemarin ataupun esok pagi. Kita tak kan pernah tahu rencana dalam cerita Tuhan. Aku selalu menyematkan namamu disela-sela do’a sebelum tidurku. Aku diam-diam telah menulis namamu dalam daftar mimpiku.
Tak ada kayu yang menjadi abu tanpa api, seperti halnya diriku tak kan menjadi lemah jika  dirimu tak menyulutkan api cinta dalam hatiku.
Tak kan ada pelangi tanpai badai dan hujan. Sama halnya diriku tak akan mengerti warna dalam hidupku jika kau tak datang dan membawa cahaya dalam gelapnya hatiku.
Aku mencintaimu dalam hatiku atas RidhoNya, aku tak pernah berharap untuk bisa memilikimu. Aku pasrahkan seluruh hatiku dan cintaku padaNya. Dan jika memang kita tak bisa saling bersatu ikhlaskanlah aku seperti halnya aku mengikhlaskanmu sepenuhnya pada jalan certia Allah. Aku selalu mencintaimu dalam hatiku, karena cinta datang dari hati tanpa berharap untuk memiliki. Karena cinta tak mengenal kata lelah, tiada kata jenuh, tiada keputusasaan dalam batas waktu, tiada kebimbangan dan bukan sebuah pilihan.
Wassalamu’alaikum,
A.  Ryan Hermawan.
Tak ada kata-kata yang  bisa mengungkapkan perasaanku waktu itu. Hanya airmata yang terus mengalir membasahi pipiku. Aku masih mengenggam tangannya dan masih menangis disampingnya. Sampai akhirnya dia telah berpulang kepadaNya pukul 22.45.
Sampai saat ini aku masih sering datang ditaman kota hanya untuk merasakan bahwa dia hadir untukku, menemaniku dalam sepiku. Semua yang terjadi telah tertulis dalam jalan cerita Tuhan. Aku lebih mengerti cinta itu hanya ada dalam hati, tak harus saling memiliki. Penantian ku selama ini tak kan jadi sia-sia karena dirimu selalu hidup dalam hatiku. Tak ada penyesalan dalam hatiku mengenalmu begitu singkat. Begitu besar cinta ini hingga aku tak mampu berbagi dengan orang lain. Mungkin nanti, entah sampai kapan? Kita tak pernah tahu akan esok hari. Seperti engkau aku telah berpasrahkan hati ini pada Tuhan. Jika memang ada seseorang itu yang datang untuk meminta hatiku, akan ku berikan untuk berbagi kasih dengannya.

Sabtu, 01 Oktober 2011

jerapah n kudanil #cintaitu

Jerapah dan Kudanil
(Noviyanti;@Novi_griz)
Kata orang cinta itu unik ada manis , asam asin rame rasanya. Ada lagi yang bilang kalau cinta itu perasaan yang gak bisa dijelasin secara pengetahuan dan gak bisa dijabarin karena dia bukan ilmu aljabar. Ada juga sich yang bilang kalau cinta itu deritanya tiada akhir. Hmm. Cinta itu seperti jailangkung datang tak diundang pergi tak bilang-bilang. Suatu perasaan yang gak bisa dipegang, disentuh, diraba ataupun dilihat. Ada perumpamaan cinta itu seperti madu dan lebahnya. Lalu sebenarnya cinta itu apa sich? Kalau menurut aku cinta itu ribet. Kaya benang kusut
Cinta datang tanpa permisi, tiba-tiba hadir dalam hati bikin jantung kita jedag jedug, dada sesak, nafas penuh, hati gelisah gundah gulana  galau. Cinta ga bisa milih dia datang buat siapa saja dan kepada siapa saja, ga tahu waktu dan tempat. Tak heran bisa juga hadir ditengah persahabatan. Seperti kisah kudanil dan jerapah. Mungkin kisah cinta kudanil dan jerapah sukses besar di madagaskar, lalu bagaimana dengan dunia nyata?
“Entahlah, jalani saja dulu. Biar cinta itu tumbuh dan mengalir seperti air. Tuhan punya jalan ceritanya sendiri kok” Ujar kudanil.
That’s right. “jalani saja dulu. Aku menyukai kudanil karena dia apa adanya. Semua kejelekan akan tertutupi oleh cinta” tambah jerapah.
Wow. Amazing. Sampai sebegitunya kah cinta dalam hidup manusia? .Zaman sekarang banyak banget yang terlalu mendewakan cinta. Cinta Mati, Cinta Buta, Cinta Gila dan cinta cinta yang lain. Hidup tanpa cinta tu aneh, hampa. Terang, Tuhan saja Maha Cinta. Tapi cinta hadir bukan hanya dengan lawan jenis saja kan, mungkin kalau ga ada cinta, ga akan ada rasa kepedulian antar manusia, hewan, tumbuhan dan semua makhluk-Nya. Jadi ingat saat jerapah dan kudanil berantem gara-gara kecoa
Tanpa perasaan kudanil menginjak kecoa
“ihhhh  jangan di injek kasihan tau.” protes jerapah
“lah kenapa?lagian juga gue benci kecoa liat aja kakinya banyak bakteri ” kata kudanil
“Dia kan juga mahluk Tuhan, klo mau, cabut antenna aja dia suka manggil teman2 nya datang ”
“oh gitu ya?? Kaya tv aja ada antenanya” jawab kudanil cuek
Kudanil emang jail saat kudanil suka cabutin tunas kunyit juga, dan dia senang banget kalau bikin jerapah marah iseng aja dia main cabut mencabut
Saat ngobrol di teras depan .
“ihhhh …. jangan dicabutin, dia kan masih tunas” protes jerapah
“emang kenapa , gue suka nyabutin tunas taneman. Ditanam lagi juga tumbuh”
“ ya engga lah ngarang lo . Jangan dicabutin”
 kudanil mencabut tunas kunyit lagi, dengan spontan jerapah menarik tangan kudanil. “ ihhh  susah banget dikasih tau”
Kudanil hanya tertawa “ya uda deh gue tanam lagi”
“dasar  gendut” kata jerapah kesal
Tuhan memberikan cintaNya dengan berbagai cara dan berbagai perantara. Tapi kenapa kita jarang membalas cinta Tuhan, yang ada malah kita salah mengartikan cinta Tuhan. Dari kecil kita sudah mengerti dan mendapatkan cinta. Cinta dari orang tua, dari keluarga, dari sahabat, bahkan dari pasangan kita.
Lagi-lagi cinta disalah artikan oleh kaum remaja, dari umur belasan tahun sudah mengerti cinta “Cinta monyet” Kalau boleh tahu, emang apa hubunganya cinta sama monyet? Ada-ada saja. Hmm remaja sekarang salah besar mengartikan cinta. Pergaulan juga mempengaruhinya. Kebablasan lah, married by accident lah, bahkan BKKBN menyatakan kalau 50% remaja diberbagai kota di Indonesia sekarang pernah melakukan hubungan seks pranikah yang menyatakan bahwa itu bukti cinta. Padahal kalau boleh bilang cinta itu seharusnya menjaga kehormatannya bukan malah merenggutnya. Ciuman dengan bukan muhrimnya pun sudah menjadi kebiasaan, pacaran seperti itu seperti candu. Sekali pernah mencoba, semakin hari semakin ingin melakukan lebih dari itu. Oh My God. Tuhan tidak pernah mengajarkan hal itu kepada umatnya. Krisis keimanan, kurang perhatian dan kurang mengertinya rambu-rambu menjadikan mereka salah dalam memilih jalan. Astaghfirullah. Hmm. Ini sebenarnya lagi bahas apaan sich? Kenapa ngomongnya jadi ngelantur kemana-mana. Kan kita lagi mau bahas kisah cinta kudanil dan jerapah. Tapi tak apalah kita jalan-jalan dulu bentar.
Berawal dari persahabatan antara kudanil dan jerapah. Jerapah anak gereja yang taat ibadah. Dan kudanil seorang muslim yang juga beriman kuat. Persahabatan diantara mereka tak membedakan keyakinan, bahkan mereka menikmati perbedaan agama mereka menjadi sesuatu persahabatan yang berbeda. Bukan hanya beda keyakinan tapi juga sifat yang kontras, kudanil cewek yang tomboy, cuek, ceplas ceplos, dan galak. Sedangkan jerapah yang lembut, dan serba terbalik dari kudanil , jerapah suka bangun pagi sedangkan kudanil suka bangun siang, jerapah anaknya rajin klo kudanil malasnya minta ampun. Ya dulu memang mereka bersahabat. Mulai dari olahraga pagi bareng, curhat bareng, nangis bareng, jalan-jalan bareng, nganter kudanil beli hape baru, pinjam laptop, pernah ada kejadian lucu. Waktu itu nanas lagi murah-murahnya si kudanil lagi pengen makan nanas, dengan senang hati jerapah mengantarnya.
“bang nanasnya berapaan?” Tanya kudanil
“1500 neng” jawab penjual. “mas ceweknya ngidam ya?” Tanya penjual kejerapah.
kudanil kaget “bukan bang dia bukan pacar saya “ kata kudanil.
“ yey siapa juga yang mau jadi pacar lu gendut” kata jerapah
“lagian siapa juga yang mau sama lu krempeng” balas kudanil
“eh, kok jadi berantem. Jadi beli nanas g nich” tanya penjual nanas
 kudanil dan jerapah hanya diam.
Saat kudanil sakit, jerapahlah yang mengantarkan nya ke klinik, untungnya bukan klinik hewan. Entah sejak kapan cinta itu hadir dalam hati jerapah, dia hanya menyimpan perasaannya sendiri, tak ada keberanian dalam diri jerapah untuk mengungkapkan perasaannya itu, takut kudanil akan menjauh darinya, takut akan kudanil tak ingin bersahabat lagi dengannya. Tapi mungkin itu bisa juga terjadi.
Pertama kalinya kudanil nonton bareng dengan cowok, ya sama jerapah. Disinilah kudanil menyadari adanya getaran yang dia rasakan kembali setelah sekian tahun tak merasakannya jedag-jedug hatinya oleh cinta. Begitu sampai di bioskop tiket mereka ditahan petugas
“lu bener g sih, beli tiket? Jangan-jangan lu beli dicalo ya” Tanya kudanil ketus
Jerapah menjawab dengan lembut dan sabar “ga kok. beneran tadi siang aku beli tiketnya diloket”
“baru juga pertama kali nonton bareng lu, uda kaya gini. Hadeuch” kesal kudanil
“iya maaf”
“maaf mas silahkan masuk, tadi ada kesalan nomor tiket” kata petugas
Dalam bioskop yang gelap, hanya cahaya,dan screen play yang menerangi,  saat jerapah duduk mendekatkan dirinya pada kudanil ada sesuatu, seperti listrik yang menjalar dalam tubuh kudanil untungnya bukan kesetrum beneran, dan ketika jerapah mendekatkan wajahnya pada telinga kudanil, jantung kudanil berdegup tak menentu,”dag.dig.dug.dag.dig.dug” semakin dekat, dan semakin tak terkendali
“aku pengen pipis” bisik jerapah.
“ ya elah masa pipis ngomong ke gue , filmnya udah ½ jalan nih lagi seru - serunya” jawab kudanil sedikit terganggu.
“ya uda deh, ntar aja .”
“jangan ditahan ntar sakit lho, lu kan megang botol minum.  pipis aja disitu gak ada yang liat ko” saran kudanil, yang asal dan belum bisa mengendalikan jantungnya (haduch kenapa gue jadi deg-degan kaya gini) kesal kudanil dalam hati.
“ ngarang lo… sambil ketwa cekikikan ala jerapah “
Dan selama film berlangsung pun mereka berdua tidak pernah berhenti tertawa,dan paling berisik diantara orang- orang yang menonton.Sampai film selesai diputar pun kudanil masih belum bisa mengendalikan perasaanya, tak memperhatikan sekitarnya, masih focus pada hatinya. Sambil ditunggu angkot yang ngetem didepan gedung, diam-diam jerapah memperhatikan kudanil
“tumben hari ini lu kaya cewek”
“ya iyalah emang gue cewe” (yang masih mencoba terus mengendalikan hatinya)
“ eh lu anterin gue pulang ya “  udah malem nih sendirian gue takut. “ kata kudanil “
“ masa udah gede lu takut sih ,Ya udah gue anterin.lagian juga laptop ditinggal ditempatmu” sebenarnya jerapah ingin menggandeng kudanil, tapi Karena takut di galakin dia mengurungkan niatnya.
Setelah malam itu, ada sesuatu yang mengganjal dalam hati kudanil, ada perasaan yang tak dia mengerti, ada yang membuat dia tak bisa memejamkan mata. Ada kelinci yang loncat-loncat dalam hatinya, ada taman bunga yang berhektar-hektar luasnya. Kudanil terlalu sulit untuk jatuh cinta dan butuh waktu lama untuk melupakan seseorang yang pernah dicintainya. Kali ini dia merasakan cinta itu lagi dari jerapah. Berbagai saran dia minta dari sahabatnya sampai dia memberanikan diri untuk mengungkapkan bahwa dia jatuh cinta pada jerapah.
“Aku hanya ingin jujur pada diriku sendiri, aku ga berharap kita bisa pacaran. Yang perlu  kamu tahu bahwa aku memang jatuh cinta sama kamu”
“luar biasa. Kamu berani mengungkapkannya” jawab jerapah.
Seperti mempermainkan hati kudanil, jerapah memberikan jawaban-jawaban yang selalu membuat hati kudanil kecewa dan galau. Yang membuat hati kudanil sakit ketika jerapah lebih memilih untuk menjadi sahabat, namun dia selalu memberikan perhatian lebih, perhatian yang diberikan jerapah membuat kudanil bingung dan bertanya-tanya sebenarnya apa yang ada dalam pikirannya jerapah. Sekali lagi kudanil menanyakan hal yang sama
“Lalu bagaimana dengan dirimu”. Tanya kudanil
“Seharusnya tanpa aku harus mengatakannya, kamu sudah tau kalau aku suka sama kamu dari dulu. Itu kenapa aku mau nemenin kamu jalan-jalan, nganterin kamu ke klinik waktu kamu sakit” jawab jerapah.
Seperti mendapatkan balon yang jumlahnya ratusan, kudanil melayang bersama cintanya. Malam minggu malam pertama kencan dengan jerapah tepatnya tgl 27 Agustus ke monas, kudanil ingin memberikan yang terbaik dan ingin terlihat cantik dimata jerapah. Mencoba melakukan hal-hal yang tak biasanya dilakukan. Mencoba berdandan ala cewek, rambut digerai dan pake bando. Nunggu jerapah jemput sejam rasanya udah setahun. Malam itu terasa begitu singkat, kencan bukannya cari tempat yang romantis, eh, malah duduk didepannya pohon beringin kesannya horor banget , dan ngomongin bla…bla..n bla…. mana jerapah ngacak-ngacak rambut “orang mah pacaran rambutnya dibelai-belai. Ini rambut diacak-acak” kata kudanil dalam hati. kecewa malam itu tak ada yang special, tak ada kesan kudanil terlihat cantik dimata jerapah. Dan kudanil masih bertanya-tanya dalam hati “bener ga sich jerapah suka sama aku sejak dulu”
Kisah kasih mereka begitu singkat, hanya bertahan selama 1 minggu. ibarat tanah kuburan itu masih basah dan merah duh horor amat. Seminggu hati kudanil tak merasakan akan cinta jerapah sampai akhirnya jerapah memutuskan untuk menyudahi kisah ini karena perbedaan keyakinan yang tak mungkin bisa menyatukan mereka,
“jika kita terus bersama, aku takut cinta ini semakin dalam, dan ini semua akan membuat kita semakin sakit, lebih baik kita menjadi sahabat seperti dulu. meskipun aku mencintaimu, dan masih sangat mencintaimu” jelas jerapah. Jerapah tak pernah tahu bagaimana cara kudanil menyukainya, dan cara agar mendapat restu dari keluarga berpacaran dengan beda keyakinan, begitu sakit dengan keputusan ini. Tapi ini mungkin jalan terbaik.
“I want beside you, I want to be an angel for you, I want make you laugh, I want give may shoulder if you cry. That’s why I love you” and “jika aku tahu arti cinta itu apa? Itu karena dirimu” by : kudanil
Rasa sakit diantara mereka membuat kudanil merasa tak ingin mengenal jerapah. Begitu sakit rasanya. Tapi semakin kudanil mencoba membuang jauh jerapah dalam memory nya, semakin jerapah berlari-lari dalam benaknya. Sama halnya jerapah yang mencoba melupakan cinta itu pada kudanil, cinta itu tumbuh semakin besar, saling menyindir, sama-sama membohongi diri, sama-sama menyiksa diri untuk memendam rasa rindu yang menyayat kalbu. Sama-sama jaimnya selangit,sampai akhirnya mereka berdua memulai lagi dari awal, mencoba menjalin hubungan lebih baik. memulai jujur dengan diri sendiri, saling melepas kerinduan yang sempat tertahan oleh sakit.




Ini untukmu sahabatku, Kudanil dan Jerapah.
 “Jika memang cinta tak dapat menyatukan raga, tapi biarkan cinta menyatu dalam hati. Karena cinta tak harus saling memiliki. Benteng terlalu tinggi sulit untuk kugapai. Aku untuk kamu, kamu untuk aku. Namun semua apa mungkin Iman kita yang berbeda. Tuhan memang Satu, kita yang tak sama. Haruskah aku lantas pergi, meski cinta tak kan bisa pergi.”
Seiring waktu berlalu aku percaya Kudanil dan Jerapah akan menemukan cinta yang sebenarnya. Biarlah cinta itu mati dengan sendirinya, jangan pernah memaksa. Cobalah untuk membuka hati dan diri.