Rabu, 12 Oktober 2011

Inikah Cinta pandangan pertama?


“Cinta pada pandangan pertama? Mustahil.” Tak percaya
“Tapi itu benar.” Bela Galuh
“Mungkin. Lalu apa yang membuatmu yakin kalau itu cinta pada pandangan pertama?”
“dia begitu manis. Senyumnya yang membuatku terpesona, wajahnya yang lembut selalu membuatku terpana tak berdaya. Pertama kali aku bertemu dengannya dia begitu berbeda, membuat hatiku bergetar, jantungku berdetak tak menentu. Selalu dan selalu membuatku ingin memilikinya sepenuhnya” dengan membayangkannya dan berlipat dagu
“ihss.. sok puitis” ejekku
“ya begitulah kalau bicara dengan orang yang belum pernah jatuh cinta. Susah” tandas Galuh
*******
Yah, begitulah. Aku masih ingat pembicaraanku dengan Galuh saat itu, masih dan selalu terngiang dalam fikiranku. Sejak saat itu, sejak pertama kali aku bertemu dengannya, seseorang yang selalu membuatku membayangkannya dikala malam, dan selalu ingin melihat senyumnya dikala pagi. Entah aku tak tahu siapa namanya dan dari mana dia datangnya.
Mungkin ini yang dimaksud Galuh dengan cinta pada pandangan pertama, tatapan matanya membuatku terpana, senyumnya yang manis selalu membuatku terpesona. Caranya berjalan dan semua yang ada pada dirinya selalu membuatku ingin dekat dengannya dan mendapatkan cintanya. Oh, Tuhan tolonglah aku sedang jatuh cinta padanya.
Tapi apa daya aku hanya memendamnya dalam hati, melihat dirinya yang begitu indah sudah cukup membuatku bahagia. Lagi-lagi dengan melihat tatap matanya yang membuatku diam terpaku, senyumnya yang manis selalu memberikan energy magnet untuk ikut tersenyum simpul dan tersipu malu, aku benar-benar jatuh cinta padanya. Siapa dia? Berani beraninya dia mengacak-acak nuraniku, menyibukkan hari-hariku dengan memikirkannya.  Tiap malam membayangkan dirinya menjadi kekasihku. Argghhh.. tidak.tidak ini tidak mungkin. Aku tidak mengenalnya tapi ingin mengenalnya, aku tidak tahu siapa dia tapi aku ingin tahu siapa dia, hah.. aku malu untuk memulai mengenalnya. Apa dia sudah ada yang punya? Tapi aku sudah terlanjur jatuh hati padanya. Apa dia juga memiliki rasa yang sama seperti ku? Mustahil dia tahu akan diriku saja tidak.
Diam-diam aku mulai memperhatikannya, mulai mencari tahu tentang nya. Dia bukan siapa-siapa hanya seorang karyawan baru (Office Boy) ditempatku bekerja. Tapi mengapa cara dia berbicara denganku, cara dia memandangku, cara dia berjalan sekitarku terasa berbeda. Ada sesuatu yang membuatku semakin terjatuh terlampau jauh dalam cinta yang semakin hari semakin membuatku gila. Arrgghhh… tidak,tidak. Aku tidak boleh seperti ini. Tapi aku benar-benar telah gila karena dia.
“kau tahu, ini benar-benar membuatku gila. Tatapan matanya membuat hatiku lumerr. Suaranya yang khas selalu terngiang-ngiang ditelingaku. Inikah cinta pada pandangan pertama?” tanayku pada Galuh
Memperhatikan diriku dengan penuh tanda Tanya, melihatku dari ujung kaki sampai pangkal rambut, tak berkedip dan mengulanginya berkali-kali.
“hey. Apa yang kau lakukan? Aku sedang bertanya denganmu, kenapa kau memperhatikanku seperti itu?
“sejak kapan kau berubah menjadi seperti ini? Rambutmu. Make up mu. Cara berpakaianmu. Kau benar-benar jatuh cinta? Sejak kapan?” selidik Galuh
“kau pikir dari tadi aku sedang bicara apa?” sewot. “sejak pertama kali aku melihat dia didekat tempatku bekerja. Aku belum pernah melihat dia saat itu” duduk didepan Galuh, menata rambutnya, menarik nafas dalam-dalam “dia karyawan baru ditempat ku bekerja sebagai OB saat ini.”
“hah.? OB? Kamu gila ya?” kaget Galuh
“Galuh. Seperti yang kamu bilang dulu, kita g pernah tahu kan cinta akan datang pada siapa dan dimana?” menatap yakin pada galuh. “mungkin ini yang kamu bilang cinta pada pandangan pertama, pertama aku bertemu dengan nya disamping kantor, saat melihat dia tersenyum, jantungku berdetak dengan cepatnya begitu indah, matanya yang tajam seperti elang mencengkeram erat hatiku, huhh. Dengan sekejap aku seperti terhipnotis dengan pesonanya. Tuhan.” Menutup wajah dan limbung dikasur tempat ku dan Galuh duduk. Dan bersemangat lagi “Galuh, dia benar-benar membuatku gila.”
“setampan apa sich dia sampai membuatmu seperti ini?” Tanya Galuh penasaran.
“dia tak tampan. Tapi dia begitu…. Ga bisa diungkapin dengan kata-kata”
“namanya siapa?”
“aku kan ga berani buat kenalan sama dia. Cukup deh aku lihat dia mondar-mandir disekitar mejaku bekerja, itu sudah membuatku sangat luar biasa bahagianya”
“kamu yang bego. Pura-pura ke minta tolong ambilin apa? Atau minta buatin apa gitu. Dasar dodol”
“iya.ya. bego. Kenapa aku jadi sebego ini gara-gara cinta.” Nimpukin kepalanya pake tangan sendiri berkali-kali. “galuuuuh. Makasich banget ya. Kamu itu emang sahabat aku yang paling baik” memeluknya.
*******
Hari ini pagi terasa indah, ada semangat tersendiri yang membuat hatiku merasa tumbuh seribu bunga mawar lengkap dengan kelinci-kelinci kecil yang meloncat-lancat bermain dengan yang lainnya. Senyum dibibirku tak henti-hentinya tergambar diwajahku, rasanya ingin cepat-cepat sampai dikantor dan melihat senyumnya yang indah, menatap matanya yang membuatku diam seribu bahasa. Jalan sambil tersenyum sendiri sudah membuatku terlihat seperti orang gila, apalagi kalau aku bisa berkenalan dengan dia pasti semakin membuatku gila. Oh Tuhan tolong diriku saat ini benar-benar ingin mendapatkan cintanya.
Sesampainya dimeja kerjaku ada secarik kertas warna biru dengan sajak sederhana tapi membuatku berbunga-bunga.
Dirimu begitu indah, lebih indah dari rangkaian mawar ditaman hati
Senyummu begitu manis, sangat manis selalu membuatku seperti semut ingin mencari dirimu
Caramu berjalan, cara mu menmperhatikanku, cara mu berbicara membuatku semakin terpesona dengan dirimu
Mungkin aku sudah jatuh terlampau jauh dalam hatimu, hingga aku tak mampu berdiri disampingmu
Tanpa nama, tanpa identitas diri. Siapa yang mengirim ini, tanpa sengaja aku melihat dia sedang berdiri memperhatikanku dan tersenyum padaku, aku tahu meski tanpa nama, pesan ini pasti dari dia. Menarik nafas dalam-dalam lalu aku menghampirinya, rona merah dipipiku tak luput dari sketsa wajahku saat ini.
“hai. Aku Maya” mengulurkan tanganku. Dan saat kurasakan dia menjabat tanganku “Ryan.” Dan saat itu hanya itu saja, tersenyum dan saling memandang cukup lama, menamatkan lebih dalam lagi tentang dia dari matanya. Senyumnya yang manis membuatku semakin meleleh seperti mentega diatas wajan, tatap matanya membuatku diam terpaku, ku jatuh cinta pada pandangan pertama dengan dia seorang OB bernama Ryan.
Setelah saat itu, tak ada lagi sembunyi-sembunyi untuk melihatnya, tak perlu mencuri-curi melihat senyumnya. Sifatnya yang tegas, suaranya yang khas saat ini menemaniku. Belum menjadi kekasih tapi aku ingin dia menjadi kekasih ku. Selalu terbayang dalam benakku jika dia menjadi kekasihku. Tapi entah kapan? Atau bahkan tidak pernah. So, I’m happy now, with him. Meski hanya sekedar teman dekat untuk saat ini. Aku tak memungkiri kalau aku memang jatuh cinta padanya pada pandangan pertama, dengan pesona innerbeautinya, dengan senyumnya dan dengan perangainya.
Inikah cinta pada pandangan pertama? Yang dari dulu aku tak pernah mempercayainya, tapi saat ini aku telah merasakannya. Hal yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin jika Tuhan memang telah menghendakinya. Seperti diriku saat ini.
(Noviyanti;@Novi_griz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar